Makalah Sejarah peradaban Islam
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto, MA
Disusun Oleh :
Nehrun
PASCASARJANA INSTITUT PTIQ JAKARTA
2011 - 2012
PENDAHULUAN
Setelah Islam mengalami kemunduran, Eropa
bangkit dari keterbelakangan terutama dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi yang mempengaruhi kemajuan dalam bidang politik. Kemajuan yang
dicapai oleh Eropa ini tidak lepas dari peran penting dari permerintahan Islam
di Spanyol. Pada masa keemasannya, Spanyol merupakan pusat peradaban Islam yang
sangat penting, menyaingi bagdad di timur. Banyak orang – orang Eropa Kristen
yang belajar di perguruan – perguruan tinggi Islam disana, sehingga Islam
menjadi “guru” bagi orang Eropa.
Sejarah telam mencatat peradaban islam pernah mencapai
puncak kejayaannya, berkata adanya ketekunan pemeluk islam dalam mencari dan
menyebarkan ilmu pengetahuan. Hal ini dikarenakan adanya dorongan yang kuat
dari ajaran islam itu sendiri, yang membuat pemeluknya lebih giat dalam
menggali dan menemukan sesuatu yang baru dan berguna bagi umat manusia.
A.
Islam di Spanyol
1.
Perkembangan Islam di Spanyol
Sejak pertama kali menginjakkan kaki di tanah Spanyol
hingga jatuhnya kerajaan Islam terakhir di sana, Islam memainkan peranan yang
sangat besar. Masa itu berlangsung lebih dari tujuh setengah abad. Menurut
badri yatim, Sejarah panjang yang dilalui umat Islam di Spanyol itu dapat
dibagi menjadi enam periode, yaitu :[1]
a)
Periode
Pertama (711-755 M )
Ø
Spanyol berada
di bawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayah yang
berpusat di Damaskus.
Ø
stabilitas
politik negeri Spanyol belum tercapai secara sempurna .
Ø
terdapat
perbedaan pandangan antara Khalifah di Damakus dan gubernur Afrika Utara yang
berpusat di Kairawan. Masing-masing mengaku bahwa, merekalah yang paling berhak
menguasai daerah Spanyol ini.
b)
Periode kedua (755-912 M)
Ø
Spanyol berada
dibawah pemerintahan seorang yang bergelar Amir (panglima atau Gubernur)
Ø
Yang memasuki
Spanyol tahun 138 H/ 755M dan diberi gelar Al-Dakhil yang merupakan keturunan
dari Bani Ummayah.
Ø
Pada periode
ini, umat Islam Spanyol mulai memperoleh kemajuan-kemajuan, baik dalam bidang
politik maupun dalam bidang peradaban .
Ø
Pemikiran
filsafat juga mulai masuk pada periode ini, sehingga kegiatan ilmu pengetahuan
di Spanyol mulai semarak .
c)
Periode ketiga
(912-1013 M)
Ø
Berlangsung
mulai dari pemerintahan Abd Al- Rahman III yang bergelar “An-Nasir” sampai
munculnya “Raja-raja Kelompok” ( muluk al- thawaif )
Ø
Pada periode
ini, Umat IslamSpanyol mencapai puncak kemajuan dan kejayaan, menyaingi
kejayaan daulat Abbasiyah di Baghdad.
d) Periode keempat
(1013-1086 M)
Ø Pada periode ini, Spanyol terpecah menjadi lebih dari 20
Negara kecil di bawah pemerintahan raja
raja golongan atau Al-Mulukuth-Thawaif
Ø Mereka mendirikan kerajaannya berdasarkan etnis barbar, slovia, atau
andalus yang bertikai satu dengan lainnya. Sehingga menimbulkan keberanian umat
Kristen di utara untuk menyerang.
Ø Dalam bidang
politik terjadi ketidakstabilan, namun dalam bidang peradaban mengalami
kemajuan.
e) Periode kelima
(1086-1248 M)
Ø
Pada periode
ini, Spanyol Islam meskipun masih terpecah dalam beberapa Negara, Tetapi
terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu kekuasaan dinasti Murabithun
(1086-1143 M) dan dinasti Muwahidun (1146-1235 M).
Ø Murabithun pada
mulanya adalah sebuah gerakan agama yang didirikan oleh Yusuf ibn Tasyfin di
Afrika Utara. Pada tahun 1062 M ia berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang
berpusat di marakesy & mampu mengalahkan pasukan Castilia.
Ø Pada tahun 1143 M, kekuasaan dinasti Murobbitun berakhir.
dan digantikan oleh dinasti Muwahhidun yang dating ke Spanyol di bawah pimpinan
Abd Al-Mun’im .
Ø Antara tahun 1114 dan 1154 M, kota-kota muslim penting
seperti Cordova, Almeria dan Granada, jatuh ke bawah kekuasaannya.
Ø Dinasti ini mengalami banyak kemajuan dan
kekuatan-kekuatan Kristen dapat dipukul mundur. Akan tetapi, tidak lama setelah
itu, Muwahhidun mengalami keambrukkan.
f) Periode keenam
(1248-1492 M)
Ø
Pada periode
ini, Islam hanya berkuasa di daerah Granada, Berada dibawah dinasti Bani Ahmar
(1232-1492).
Ø Peradaban kembali mengalami kemajuan seperti di zaman
Abdurrahman An-Nasir.
Ø dinasti ini hanya
berkuasa di wilayah yang kecil. Kekuasaan Islam yang merupakan pertahanan
terakhir di Spanyol ini berakhir karena perselisihan orang-orang istana dalam
memperebutkan kekuasaan.
2. Pembangunan Islam di Spanyol
a. Pembangunan Dalam Bidang Militer dan
Pemerintahan
Sebagai suatu wilayah negara, Spanyol Islam
diperlengkapi dengan personil-personil militer lebih banyak dari jumlah ketika
mereka datang. Dan untuk keamanan serta pertahanan kedaulatannya, Amir
membangun kekuatan militer di Spanyol. la mendatangkan lebih dari 40.000
personil dari afrika untuk dilatih dengan mendapat gaji baik, agar mereka
benar-benar setia menghormati dan mau ikut menjaga kekuasaan Amir.
Pasukan militer dibedakan menjadi
empat kelompok. Yaitu:
1. Tentara tetap (Profesional) yang
berpangkalan di Cordova.
2. Tentara Reguler (Jund) yang dipimpin oleh
penguasa wilayah militer.
3. Tentara Irreguler (Belladi), yaitu orang-orang
Arab yang datang bersama Musa Ibnu Nushair.
4. Tentara luar biasa atau sukarelawan
(Hasyid), yaitu orang-orang yang tidak diminta dan dengan sukarela bergabung
bersama kekuatan militer.[2]
Disamping pasukan darat, dibentuk
pula kekuatan laut setelah adanya serangan mendadak Normandia di pantai barat
Spanyol pada tahun 844-845 M. Kemudian dibangun menara-menara pengintai musuh
yang melakukan kegiatan di samudra Atlantik di sepanjang pantai. [3]
Untuk melaksanakan pemerintahannya
dibetuk lembaga-lembaga atau badan-badan yang mempunyai tugas dan fungsi
tertentu yang di tangani oleh orang-orang yang sesuai dengan ke ahliannya.
Beberapa badan dan jabatan yang ada pada saat itu antara lain.
1. Al-Hajib, yaitu pejabat yang paling
berpengaruh di lingkungan istana, Sebagai media antara penguasa dengan
pegawai-pegawai istana dan rakyat lainnya.
2. Al-wazir atau mentri, yaitu orang
yang menangani masalah keuangan, hubungan. Hubungan luar negeri dan keadilan.
Jabatan ini kemudian menyamai jabatan hajib yang biasanya diduduki oleh para
panglima militer.
3. Al-Katib atau Sekretaris Negara,
meliputi pekerjaan korespondensi dan pengiriman surat-surat serta dokument
negara.
4. Khazin al-Mal (petugas pajak),
Yaitu orang yang mengurusi pajak-pajak dari seluruh propinsi.
5. Al-Qadli atau Hakim, yang dibagi 3
bagian, yaitu hakim militer, hakim rakyat dan Hakim para hakim.
6. Shahib al-Mazhalim, yaitu badan
pengendalian atau semacam hakim yang bertugas mengoreksi
penyimpangan-penyimpangan para pejabat. Biasanya jabatan ini ditangani oleh
penguasa atau delegasinya.
7. Muhtasib ( spanyol: almotacen)
mengarahkan polisi dan bertindak sebagai pengawas perdagangan dan pasar,
memeriksa takaran dan timbangan, serta ikut mengurusi kasus kasus perjudian,
seks amora dan busana yang tidak layak di muka umum.
Lembaga-Iembaga lain sebagai
pembantu adalah lembaga kepolisian, inspektur pasar, dinas pekerjaan umum, dan
lembaga perwakafan. Disamping itu ada Juga majelis-majelis yang diselenggarakan
untuk membahas berbagai persoalan.
c. Pembangunan di Bidang Perekonomian.
Masa pemerintahan abdurrahman II merupakan
zaman kegemilangan Islam, karena pertumbuhan ekonomi yang baik terutama di
bidang pertanian. Tanah-tanah gersang diubah menjadi lahan yang produktif. Guna
meningkatkan produktivitas pertanian, Para ahli muslim melakukan study tentang
tanah, menggunakan alat-alat baru untuk meratakan gunduka-gundukan dan tanah
berpasir. Juga menggunakan pupuk untuk mempersubur tanah serta meningkatkan
sistem irigasi.
Perkembangan kemajuan di bidang perdagangan
sangat memberikan keuntungan, termasuk bea dan cukai, ekspor-impor yang dapat
menempatkan kerajaan Islam Spanyol pada tingkat tertinggi penghasilannya.
Perkembangan di bidang ekonomi ini ditopang juga oleh perencanaan pembelanjaan kerajaan
yang terorganisir dengan baik sesuai rencana.
penghasilan kerajaan memcapai 6.245.000 dinar. Sepertiganya untuk angkatan bersenjata, sepetiganya lagi untuk
layanan, sedangkan sisanya disimpan dalam kas cadangan.[4]
d. Pembangunan Di Bidang IImu Pengetahuan
Banyak Amir yang menaruh perhatian
untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, diantaranya seperti apa yang dilakukan
oleh Hisyam. Dia mendorong para Teolog untuk pergi ke Medinah guna mempelajari
ajaran-ajaran maliki. Dia mendirikan sekolah-sekolah untuk pengajaran bahasa
Arab. Kota Cordova memiliki Perpustakaan yang besar yang memuat 600.000 jilid
buku. Amir selalu mengupayakan penambahan dan penyempurnaan perpustakaan
berikut buku-bukunya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Amir sering menulis surat kepada setiap
penulis kenamaan guna memeperoleh naskah karya ilmiah dan membayarnya sangat
mahal. Pujangga arab, Abu Farj al-Aashfihani yang yang tinggal di Bagdad pernah
didatangi utusan Amir Andalusia guna memperoleh naskah karangan lagu dan himpunan
sajak al-Aghani dan diberinya hadiah 1000 dirham.
e.
Pembangunan Dalam Bidang Fisik
Pembangunan fisik yang mendapat perhatian ummat Islam sangat banyak.
antara lain dalam perdangangan, jalan-jalan dan pasar-pasar, bidang pertanian dan
lain-lainya. Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik yang menonjol adalah
pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota, istana, masjid, pemukiman
dan tanaman-tanaman. Di antara pembangunan yang megah adalah Masjid Cordova,
kota al-Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo, Istana al-Makmun,
Masjid Seville dan Istana al-Hamra di Granada. Cordova dan Granada di masa Bani
Umayah mengalami perkembangan yang pesat.
Banyak pembangunan yang dilaksanakan, seperti Istana dan
Masjid-masjid. Kota ini diperluas dengan memperbesar tembok yang
mengelilinginya. Dan berdirinya sebuah
jembatan
dengan gaya arsitektur Islam yang mempunyai 16 lengkungan dalam gaya
Romawi,menghubungkan
Cordova dengan daerah pinggiran di gerbang sungai. Sedangkan di sebelah Barat
jambatan itu berdiri Istana al-Cazar. Perkembangan ini terjadi pada masa
pemerintahan Abdurrahman An-Nasir di pertengahan abad ke-10 M. Cordova juga
terkenal dengan barang-barang kerajinan dari perak, sulaman-sulaman dari sutra
dan kulit, yang mempunyai bentuk khusus. Pada masa ini Cordova menjadi pusat
Ilmu Pengetahuan, dan berdirinya Universitas Cordova. Di samping itu, di kota
ini terdapat sebuah perpustakaan besar yang mempunyai koleksi buku kira-kira 400.000
judul. Begitu juga dalam bidang pertanian ,dengan pembangunan irigasi yang
baik, membawa kemakmuran dan kesejahteraan kepada masyarakat. Sehingga mampu
membangun beberapa Daerah.
B. Islam Di Afrika Utara
1.
Daulah Al Murobbitun (1056-1147 M)
Murabithun atau Al–Murawiyah merupakan salah satu
Dinasti Islam yang berkuasa di Maghrib. Nama Al- Murabithun berkaitan dengan
nama tempat tinggal mereka (ribat, semacam madrasah)[5].
Asal-usul dinasi ini dari Lemtuna, salahsatu dari suku Sanhaja, Mereka juga
disebut al-Mulassimun (orang-orang bercadar). Pada abad kesebelas pemimpin
Sanhaja, Yahya bin Ibrahim, melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Dan
sekembalinya dari Arabia, ia mengundang Abdullah bin Yasin seorang alim
terkenal di Maroko, untuk membina kaumnya dengan keagamaan yang baik, kemudian
beliau dibantu oleh Yahya bin Umar dan saudaranya Abu Bakar bin Umar.
Perkumpulan ini berkembang dengan cepat , sehingga dapat menghimpun sekitar
1000 orang pengikut.
Di bawah pimpinan Abdullah bin Yasin dan komando militer
Yahya bin Umar mereka berhasil memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke Wadi
Dara, dan kerajaan Sijil Mast yang dikuasai oleh Mas’ud bin Wanuddin. Ketika
Yahya bin Umar meninggal Dunia, jabatannya diganti oleh saudaranya, Abu Bakar
bin Umar, kemudian ia menaklukkan daerah Sahara Maroko. Setelah diadakan
penyerangan ke Maroko tengah dan selatan selanjutnya menyerang suku Barghawata
yang menganut paham bid’ah. Dalam penyerangan ini Abdullah bin Yasin wafat
(1059 M). Sejak saat itu Abu Bakar memegang kekuasaan secara penuh dan ia
berhasil mengembangkannya.
Abu Bakar
berhasil menaklukkan daerah Utara Atlas Tinggi dan akhirnya pada tahun 1070 M,
ia dapat menaklukkan daerah Marrakech (Maroko). Kemudian ia mendapat
beritabahwa Buluguan, Raja Kala dari Bani Hammad mengadakan penyerangan ke
Maghrib dengan melibatkan kaum Sanhaja. Mendengar berita itu ia kembali ke
Sanhaja untuk menegakkan perdamaian. Setelah berhasil memadamkan, ia
menyerahkan kekuasaanya kepada Yusuf bin Tasyfin (2 September 1107), kemudian
ia mengatakan bahwa Maroko di bawah kekuasaannya.
Pada tahun
1062 M, Yusuf bin tasyfin mendirikan ibu kota di Maroko. Dia berhasil
menaklukkan Fez (1070 M) dan Tangier (1078 M). Pada tahun 1080-1082 M, ia
berhasil meluaskan wilayah sampai ke Al Jazair. Dia mengangkat para pejabat
Al-Murabithun untuk menduduki jabatan Gubernur pada wilayah taklukannya,
sementara ia memerintah di Maroko. Yusuf bin Tasfin meninggalkan Afrika pada
tahun 1086 M dan memperoleh kemenangan besar atas Alfonso VI (Raja Castile
Leon) dan Yusuf bin Tasfin mendapat dukungan dari Muluk At-Thawa’if dalam
pertempuran di Zallaqah. Ketika Yusuf bin Tasfin meninggal Dunia, ia mewariskan
kepada anaknya, Abu Yusuf bin Tasyfin. Warisan itu berupa kerajaan yang luas
dan besar terdiri dari negeri-negeri Maghrib, bagian Afrika dan Spanyol. Ali
ibn Yusuf melanjutkan politik pendahulunya dan berhasil mengalahkan anak
Alfonso VI (1108 M). Kemudian ia ke Andalusia merampas Talavera Dela Rein.
Lambat laun Dinasti
Al- Murabithun mengalami kemunduran dalam memperluas wilayah. Kemudian Ali
mengalami kekalahan pertempuran di Cuhera (1129 M). kemudain ia mengangkat
anaknya Tasyfin bin Ali menjadi Gubernur Granada dan Almeria. Hal ini dilakukan
sebagai upaya untuk menguatkan moral kaum Murabithun untuk mempertahankan
serangan dari raja Alfonso VII.
Dinasti Al- Murabithun memegang kekuasan
selama 90 tahun, dengan enam orang penguasa yaitu : Abu Bakar bin Umar,
Yusuf bin Tasyfin, Ali bin Yusuf,
Tasyfin bin Ali, Ibrahim bin Tasfin, Ishak bin Ali.
Masa terahir
Dinasti Al-Murabithun tatkala dikalahkan oleh Dinasti Muwahiddun yang dipimpin
oleh Abdul Mun’im. Dinasti Muwahiddun menaklukkan Maroko pada tahun 1146-1147 M
yang ditandai dengan terbunuhnya penguasa Al-Murabithun yang terakhir, Ishak
bin Ali.
Penguasa penguasa di afrika utara ini menjadi
pendukung para penulis, filosofis,para penyair, dam arsitektur bangsa spanyol.
Masjid agung di themsen dibangun tahun 1136. Memperbaiki masjid qairuwan
menurut desain spanyol, dan membangun kota maroko menjadi ibu kota kerajaan dan
pusat keagamaan.[6]
Daulah
murabitun inilah yang pertama membuat dinar memakai huruf arab dengan tulisan
amirul mukminin dibagian depan mencontoh uang abbasiyah dan bertuliskan kalimat
iman dibagian belakang. Pembuatan uang ini dicontoh oleh al fonsoIII dengan kalimat amir al qatuliqun (Pemimpin
Katolik) di bagian depan dan amam al bi’ah almasihiyah (pemimpin gereja
kristen) pada bagian belakang.[7]
2. Daulah Muwahhidun (1128-1269 M)
Muwahhiddun
merupakan Dinasti Islam yang pernah berjaya di Afrika Utara selama lebih satu
abad. Didirikan oleh Muhammad bin Tummart. Ibn Tumart menamakan gerakannya
dengan Muwahhiddun, karena gerakan ini bertujuan untuk menegakkan tauhid
(Keesaan Allah), menolak segala bentuk pemahaman anthropormofisme (Tajsim) yang
dianut oleh Murabithun. Karena itu semangat perjuangan Ibn Tumart adalah
menghancurkan kekuatan Murabhitun.
Terbentuknya
Dinasti Muwahhidun beranjak dari kondisi Afrika Utara pada waktu kekuasaan
Murabithun mulai melemah. Wafatnya Yusuf bin Tasyufin pada tahun 1106 M,
berakibat buruk bagi Murabithun, karena pemimpin-pemimpin setelah dia adalah
orang-orang yang lemah. Kondisi semakin kacau ketika pimpinan fuqaha’ dipegang
oleh seorang sufi yang ekstrim dan mulai menyimpang dari ajaran al-Qur’an dan
Sunnah (paham tajassum/ mengatakan bahwa Tuhan mempunyai bentuk seperti tubuh
manusia). Kehidupan masyarakat sudah materialistis, di samping terjadinya
stagnasi dalam pemikiran para pengikut Imam Malik, yang menyatakan tidak perlu
lagi mempelajari Tafsir al-Qur’an dan hadits karena semua itu telah dilakukan
oleh Imam Malik.
Dalam
kondisi demikian muncul Ibn Tumart dari kabilah masmudah pasca belajar dari
beberapa daerah pusat penyebaran Islam (Cordova, Alexandria, Makkah dan Bagdad)
dan juga belajar kepada al-Ghazali yang beraliran asy’ariah. Sekitar tahun 1100
M dia kembali ke Maroko dan menyebarkan ajarannya yang mendapat sambutan baik
dari masyarakat. Inti ajarannya adalah tauhidullah, mengesakan Tuhan dan
praktek-praktek keagamaan yang bertentangan dengan ajaran Islam dia kritik
secara tajam. Di samping memperkenalkan ajaran itu Ibn Tumart juga mendakwakan dirinya
sebagai al-Mahdi yang akan membangkitkan kebenaran dan keadilan. Gerakan yang dibangun berdasarkan kebenaran dan kemurnian ajaran
Islam tersebut berhasil merangkul banyak pengikut dari masyarakat, walaupun
terkadang dakwahnya tidak selalu mulus. Pada tahun 1117 M Ibn Tumart dan
pengikutnya terusir dari tempat tersebut, sehingga dia pergi ke Marakesy .
Namun, karena ditempat tersebut kehadirannya tidak begitu mendapat sambutan,
akhirnya dia pergi ke Tilimsan (Tinmal/Tanmaal). Dari tempat inilah dia menyusun
kekuatan yang berwujud menjadi sebuah dinasti di temani oleh Abdul Mu’min yang
ia dapatkan di Marakesy.
Untuk
menyebarkan dakwahnya dia kirim da’i keberbagai daerah untuk mengajak kepada
kebenaran (amar ma’ruf) dan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk (nahi
mungkar). Kepada pengikutnya dia menyerukan supaya mendirikan shalat tepat
waktu, berakhlak terpuji, taat pada undang-undang, membuat wirid yang dibuat
oleh imam Mahdi dan mendalami kitab-kitab aqidah al-Muwahhidun. Adapun untuk
menggalang (membentengi) diri dari dalam, maka dibentuklah dewan, di antaranya
adalah sebagai berikut:
1.
Dewan
Menteri (ahlal-syarah/ahl-al-jama’ah) terdiri dari sepuluh orang pembai’ah
al-Mahdi sebagai kepala da’i kalangan murid-murid, seorangnya adalah Abdul
Mu’min
2.
Dewan
Majelis pemuka suku yang menjadi wakil tiap suku, jumlahnya lima puluh orang
(al-Khamain), dan
3. Majelis Rakyat, terdiri dari para
murid (al-Thalabah), keluarga al-Mahdi (ahl al-dar), kabilah Hurghah dan orang
awan (ahl Timal) Tanmaal.
Tujuan dibentuk
dewan tersebut adalah untuk mengkoordinir anggota dalam pengembangan agama dan
juga untuk memudahkan mengkoordinir pemerintahan dari segi politik. Waktu
kekuatan telah terhimpun dengan rapi datang serangan dari dinasti Murabitun
kepada suku Masmudah yang membangkang kepada pemerintahan resmi, serangan
tersebut dipimpin oleh Gubernur Sus dengan kemenangan dipihak Muwahhidun.
Akibatnya Muwahhidun mengalami kemajuan yang pesat, dan pada tahun 1125 M di
bawah pimpinan Abdul Mu’min pasukan ini menyerang kota Marakesy tetapi
mengalami kegagalan.
Pada
tahun 1130 M Ibn Tumart menemui ajalnya, sehingga melalui kesepakatan Dewan
Menteri dinobatkanlah Abdul Mu’min menjadi khalifah pengganti al-Mahdi dengan
sebutan Amiru al-Mu’minin. Setelah dinobatkan sebagai khalifah kerjanya adalah
mengakhiri Dinasti Murabithun dan menundukkan kabilah yang ada di Maroko.
Akibatnya secara resmi berdirilah Dinasti Muwahhidun di Maroko dan menjadikan
Maroko sebagai pusat pemerintahannya setelah daerah ini ditaklukan pada tahun
1146 M.
A. Kemajuan Daulah
Muwahhidun
Pada masa muwahhidun, spanyol mencapai puncak
kejayaannya, terutama pada Zaman mu’min, perkembangan peradaban islam, terutama
pengembangan ilmu, politik dan ekonomi.[8]
1. Bidang politik, telah mamapu menguasaiwilayah kepulauan Atlantik
sampai ke daerah teluk Gebes di Mesir dan Andalusia.
2. Bidang ekonomi, telah berhasil menjalinhubungan perdagangan
dengan beberapa daerah di Italia, seperti perjanjianperdagangan dengan pisa
pada 1154M, Marseie, Voince, dan Sycilia pada tahun 1157 M yang
berisi ketentuan tentang perdagangan, izinmendirikan gudang, kantor, loji
dan bentuk – bentuk pemungutan pajak.
3. Dalam
bidangArsitektur, banyak
menghasilkan karya – karya dalam bentuk monument, sepertiGiralda, menara pada
masjid Jami Sevilla, Bab Aquwnaou, dan Al – Kutubiyah,menara yang sangat megah
di Marakiyah serta menara Hasan di Rabbath
4. BidangIlmu
Pengetahuan dan Filsafat, Adapun para
ilmuwan yang muncul pada masadinasti Muwahhidun ini terutama pada masa
kepemimpinan Abdul Mu’min dan AbuYakub Yusuf adalah sebagai berikut :
a. Ibrahim bin Malikbin Mulkun adalah seorang
pakar al-Qur’an dan ilmu Nahwu
b. Al-Hafidz Abu Bakrbin al-Jad seorang ahli
figh. Dan Ibnu al-Zuhr ahli kedokteran,
c. Ibn Bajjah (533H/1139 M), seorang filosof
dengan karyanya The Rule of Solitary. Ia juga beradadi bidang musik yang
disebut Avenpace atau Abenpace.
d. Ibnu Thufail (581 H/1105-1185 M), seorang
filosof dengan karyanya Hayy bin Yaqzhan. Ia juga dikenalsebagai seorang
dokter, ahli geografi dan juga dianggap sebagai penyairAndalusia atau yang
dikenal dengan nama Al-Andalusi, Al-Kurtubi, Al-Isibily.
e. Ibnu Rusyd(1126-1198 M), ia adalah seorang
filosof, dokter, ahli matematika, fikih, ahlihukum, ahli astronomi atau dikenal
dengan sebutan Averrous/Averroisme di Barat.
B. Kemunduran
Daulah Muwahhidun
Setelah mengalami kekalahan selama satu
abad (113-1169 M) DInasti muwahhidun mengalami kemunduran dan akhirnya hancur.
Kemunduran ini terasa setelah an nashir wafat yang selanjutnya dipimpin oleh
pimpinan yang lemah. Adapun factor kemunduran daulah muwahhidun ini disebabkan
oleh:[9]
a. Perebutan tahta dikalangan keluarga
b. Melemahnya control terhadap penguasa daerah
c. Mengendurnya tradisi disiplin
d. Memudarya keyakinan akan keagungan misi al
mahdi bin tumart, bahkan namanya tidak disebut lagi dalam dokumen Negara.
C. Kemajuan Kemajuan Peradaban Islam Di Spanyol
Umat Islam di
Spanyol telah mencapai kejayaan yang gemilang, banyak prestasi yang mereka
peroleh, bahkan pengaruhnya membawa Eropa dan juga dunia kepada kemajuan yang
lebih kompleks, terutama dalam hal kemajuan intelektual.
1. Kemajuan Intelektual
Negeri Spanyol
adalah negeri yang subur. Kesuburan itu
mendatangkan penghasilan ekonomi yang tinggi dan pada gilirannya banyak
menghasilkan pemikir.
Masyarakat
Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari Komunitas-komunitas
Arab (Utara dan Selatan), Al-Muwalladun (orang-orang Spanyol yang
masuk Islam), Barbar (umat Islam yang berasal dari Afrika Utara), Al-Shaqalibah
(tentara bayaran yang dijual Jerman kepada penguasa Islam), Yahudi, Kristen
Muzareb yang berbudaya Arab, Kristen yang masih menentang kehadiran
Islam. Semua komunitas itu, kecuali yang terakhir, memberikan saham
intelektual terhadap terbentuknya lingkungan budaya Andalus yang melahirkan
Kebangkitan Ilmiah, sastra, dan pembangunan fisik di Andalusia - Spanyol.
Adapun kemajuan-kemajuan
intelektual yang telah dicapai oleh Islam di Spanyol antara lain:
a.
Filsafat
Islam di
Spanyol telah mencatat satu lembaran budaya yang sangat brilian dalam bentangan
sejarah Islam. Ia berperan sebagai jembatan penyeberangan yang dilalui ilmu
pengetahuan Yunani-Arab ke Eropa pada abad ke-12. Minat terhadap filsafat dan
ilmu pengetahuan mulai dikembangkan pada abad ke-9 M selama pemerintahan
penguasa Bani Umayyah yang ke-5, Muhammad ibn Abdurrahman (832-886 M).
Atas inisiatif
Al- Hakam (961 – 976 M), karya – karya ilmiah dan filsafat di import dari Timur
dalam jumlah besar, sehingga Cordova dengan perpustakaan dan universitasnya
mampu menyaingi Bagdad. Tokoh – tokoh filosof yang lahir antara lain :
Ø Abu Bakr Muhammad Ibn Al- Sayiqh yang dikenal
dengan Ibn Bajjah. Dilahirkan di Saragoza, pindah ke Seville dan Grananda.
Meninggal tahun 1138 di Fez dalam usia yang sangat muda karena keracunan.
Seperti halnya Al- farabi dan Ibn Sian di Timur, masalah yang dibahasnya bersifat
etis dan eskatologis, magnum opusnya adalah Tadbir al- Mutawahhid.
Ø Abu Bakr Ibn Thufan, penduduk asli Wadi
Asydasun, waktu kecil di Granada. Wafat tahun 1185 di usia lanjut. Ia banyak
menulis masalah kedokteran, astronomi, dan filsafat. Karya filsafat yang
terkenal adalah Hay Ibn Yaqzhan.
Ø Ibn Rusyd dari Cordova. Lahir tahun 1126 dan
wafat tahun 1198. Merupakan pengikut Aristoteles yang terbesar di gelanggang
filsafat Islam. Ciri khasnya adalah kecermatan dalam menafsirkan naskah –
naskah Aristoteles dan kehati – hatian dalam menggeluti masalah menahun tentang
keserasian filsafat dan agama. Dia juga ahli Fiqh dengan karyanya Bidayah Al-
Mujtahid.
b. Agama dan Hukum Islam.
Bidang ilmu-ilmu Islam juga turut berkembang pesat di Andalusia, yang
pada akhirnya melahirkantokoh-tokoh yang berkompeten di bidang ini, antara lain
Ibnu Rusyd yang terkenal dengan karyanya;Bidayat al-Mujtahid Wa Nihayah
al-Mukhtashid, dan Ibnu Hazm yang terkenal dengan karyanya; Al-Ahkam fi Ushul
al-Ahkam, dan sebagainya.
c.
Sains
IImu-ilmu
kedokteran, musik, matematika, astronomi, kimia dan lain-lain juga berkembang
dengan baik. Abbas ibn Famas termasyhur dalam ilmu kimia dan astronomi. Ialah
orang pertama yang menemukan pembuatan kaca dari batu. Ibrahim ibn Yahya
al-Naqqash terkenal dalam ilmu astronomi. Ia dapat menentukan waktu terjadinya
gerhana matahari dan menentukan berapa lamanya. Ia juga berhasil membuat
teropong modern yang dapat menentukan jarak antara tata surya dan
bintang-bintang. Ahmad ibn Ibas dari Cordova adalah ahli dalam bidang
obat-obatan. Umm al-Hasan bint Abi Ja’far dan saudara perempuan al-Hafidz
adalah dua orang ahli kedokteran dari kalangan wanita11.
d.
Musik dan
Kesenian
Dalam bidang
musik dan suara, Spanyol Islam mencapai kecemerlangan dengan tokohnya al-Hasan
Ibn Nafi yang dijiluki Zaryab. Setiap kali diselenggarkan pertemuan dan jamuan,
Zaryab selalu tampil mempertunjukkan kebolehannya. Ia juga terkenal sebagai
penggubah lagu. Ilmu yang dimiliknya itu diturunkan kepada anak-anaknya baik
pria maupun wanita, dan juga kepada budak-budak, sehingga kemasyhurannya
tersebar luas.
e.
Bahasa dan
Sastra
Bahasa Arab
telah menjadi bahasa administrasi dalam pemerintahan Islam di Spanyol. Hal itu
dapat diterima oleh orang-orang Islam dan non-Islam. Bahkan, penduduk asli
Spanyol menomor duakan bahasa asli mereka. Mereka juga banyak yang ahli dan
mahir dalam bahasa Arab, baik keterampilan berbicara maupun tata bahasa. Mereka
itu antara lain: Ibn Sayyidih, Ibn Malik pengarang Aljiyah, Ibn Khuruf, Ibn
al-Hajj, Abu Ali al-Isybili, Abu al-Hasan Ibn Usfur, dan Abu Hayyan
al-Ghamathi.
Seiring dengan
kemajuan bahasa itu, karya-karya sastra bermunculan, seperti Al-’Iqd al-Farid
karya Ibn Abd Rabbih, al-Dzakhirahji Mahasin Ahl al-Jazirah oleh Ibn Bassam,
Kitab al-Qalaid buah karya al-Fath ibn Khaqan, dan banyak lagi yang lain.
f.
Bidang Sejarah
dan Sosiologi
Ilmu sejarah
dan sosiologi juga berkembang pesat di Andalusia semasa pemerintahan Islam.Ahli sejarah dan sosiologi yang menjadi peletak
dasar teori-teori sejarah dan sosiologi banyak bermunculan
pada masa ini. Mereka antara lain; Ibnu Hazm dengan karyanya Jamharah al-Ahsab
danRasail fi Fadl Ahlal Andalus, Ibnu Batutah (1304 – 1374) seorang sejarawan
yangpernah berkunjungke Indonesia dan Asia Tenggara, Ibnu Jubair dari Valencia (1145
– 1228 M) seorang ahli sejarah dangeografi yang menulis sejarah negeri-negeri
muslim Mediterania dan Cicilia, Ibnu Khaldun dari Tunis,seorang ahli filsafat
sejarah yang terkenal dengan bukunya Mukaddimah.
2. Bidang Pembangunan Fisik.
Pemerintahan Islam di Andalusia juga
mengembangkan dan membangun beberapa lembaga berikut sarana dan
prasarananya, misalnya membangun tropong bintang di Cordova, membangun pasar
dan jembatan, melakukan upaya pengendalian banjir dan penyimpanan air hujan,
membangunsistem irigasi hidrolik dengan
menggunakan roda air (water wheel), memperkenalkan tanaman padidan
jeruk, dan mendirikan pabrik-pabrik tekstil, kulit, logam, dan lainnya.
Kemajuan pembangunan fisik
Disamping kemjuan intelektual, Spanyol Islam juga
mencapai kemajuan di bidang
pembangunan fisik. Pembangunan fisik yang mendapat
perhatian ummat Islam sangat
banyak. antara lain dalam perdangangan, jalan-jalan dan
pasar-pasar, bidang pertanian,
dan lain-lainya.
Namun demikian, pembangunan-pembangunan fisik
yang menonjol adalah pembangunan gedung-gedung, seperti pembangunan kota,
istana, masjid, pemukiman dan tanaman-tanaman. Di antara pembangunan yang megah
adalah Masjid Cordova, kota al-
Zahra, Istana Ja’fariyah di Saragosa, tembok Toledo,
Istana al-Makmun, Masjid Seville dan Istana al-Hamra di Granada.44
Cordova dan Granada di masa Bani Umayah mengalami
perkembangan yang pesat.
Banyak pembangunan yang dilaksanakan, seperti Istana dan
Masjid-masjid. Kota ini di
perluas dengan memperbesar tembok yang mengelilinginya.
Dan berdirinya sebuah
jembatan dengan gaya arsitektur Islam yang mempunyai 16
lengkungan dalam gaya
Romawi,menghubungkan Cordova dengan daerah pinggiran di
gerbang sungai. Sedangkan di sebelah Barat jambatan itu berdiri Istana
al-Cazar.
3. Faktor-faktor pendukung kemajuan
Kemajuan-kemajuan yang terjadi di Spanyol Islam di
pengaruhi oleh beberapa faktor:
a. Adanya penguasa yang kuat dan berwibawa, yang mampu
mempersatukan kekuatan
ummat Islam, seperti abd al-Rahman al-Dakhil, Abd
al-Rahman-Wasith dan Abd al-
Rahman al-Nasir.
b. Adanya kebijaksanaan penguasa untuk memelopori
kegiatan-kegiatan ilmiah oleh
penguasa Dinasti Umayyah di Spanyol seperti Muhammad ibn
abd al-Rahman (852-
886 M dan al-Hakam II al-Muntashir (961-976 M).
c. Penguasa menegakkan toleransi beragama terhadap
penganut agama Kristen dan Yahudi,
sehingga mereka ikut berpartisipasi dalam mewujudkan
peradaban Islam di Spanyol (Fakhri,
1986:356).
d. Masyarakat Spanyol Islam merupakan masyarakat majemuk
yang terdiri dari berbagai komonitas
baik agama maupun bangsa sehingga mereka bekerjasama dan
menyumbangkan kelebihannya
masing-masing.
e. Adanya kesatuan budaya Islam. Meskipun pada saat itu
ada persaingan sengit antara
Abbasiyah di Baghdad dan Umayyah di Spanyol tapi para
ilmuwan bebas melakukan
perjalanan untuk menuntut ilmu mulai dari ujung Barat
wilayah Islam ke ujung
timur.
f. Perpecahan politik masa Muluk al-Thawa’if dan
sesudahnya tidak menyebabkan
mundurnya peradaban karena setiap Dinasti (raja) di
Malaga, Toledo, Seville, Granada
dan lain-lain berusaha menyaingi Cordova bahkan
diantaranya justru lebih maju
(Badi’, 1969:10).
KESIMPULAN
Dari sejumlah uraian di atas,
dapatlah ditarik kesimpulan bahwa masuknya Islam di Spanyol berbeda dengan
masuknya Islam di daerah lain. Datangnya Islam ke Spanyol atas permintaan dari
pendududk setempat dan kedatangan Islam di Spanyol ternyata memberikan kontribusi
yang tak ternilai, baik kepada dunia Islam, terlebih-lebih kepada dunia Barat,
dalam hal ilmu pengetahuan dan peradaban. Kontribusi tersebut bisa terlaksana
karena sikap ilmiah-konstruktif yang secara umum menyertai para ilmuan dalam
melakukan kajian-kajian ilmiahnya. Sikap toleransi yang proporsional dalam
komposisi masyarakat yang tingkat heterogenitasnya yang cukup tinggi, ternyata
telah menghasilkan efek sinergi positif yang luar biasa dalam membangun sebuah
nilai peradapan yang pluralistik.
Kemajuan yang dibawa dan
diperkenalkan Islam dengan dunia barat ditandai dengan munculnya tokoh-tokoh
ilmuwan dan filosouf dari negeri tersebut. Spanyol pulalah yang menjadi gerbang
utama masuknya Islam ke dunia Barat dan kemudian membangkitkan Barat dari dunia
kegelapan dan memperkenalkan pada kemajuan.
Kekuasaan Islam di Spanyol yang
telah mencapai puncak kejayaannya kemudian mulai melemah kemudian mundur dan
hancur secara perlahan akibat berbagai faktor. Diantaranya faktor utama
penyebab kehancuran tersebut adalah akibat terjadinya disintegrasi yang
menyebabkan munculnya kerajaan-kerajaan kecil yang berusaha memerdekakan diri.
Kekuasaan Islam kemudian digantikan oleh kekuasaan Kristen dan berusaha
menghapus habis seluruh pengaruh Islam dan menghilangkan Islam dari bumi
Spanyol.
[1] Badri
Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2010),
Cetatakan Ke-22, hal. 93
[2] Nasrah, sebab-sebab kehancuran Islam Di Spanyol, (makalah
fakultas sastra universitas Sumatra Utara,2004), hal. 4 mengutip Imamuddin, S.M., Muslim Spain,
711-1492 AD: A Sociological study, (Leiden : E.J. Brill, 1981),hal. 63
[4] Philip, History
of the Arab, hlm. 668, mengutip lisan al-Din Bin Al Khathib, al-Ihathah
fi akhbar Gharnathah, (kairo: 1393),jil I, hlm. 15.
[5] Musyrifah
sunanto,sejarah islam klasik, (Jakarta: kencana, 2011)cet. Ke-4, hlm.
129
[6] Musyrifah, Sejarah
Islam Klasik, hlm. 134
[7] Musyrifah, Sejarah
Islam Klasik, hlm. 134-135
[8] Ajib, Thohir, Perkembangan
Peradaban Di Kawasan Dunia Islam: Melacak Akar Akar Sejarah, Social,
Politik,Dan Budaya Umat Islam.(Jakarta: Logos,2007 ), hlm.112-114
[9] Musyrifah, Sejarah
Islam Klasik, hlm. 140