محرمات استهان بها الناس يجب الحذر
منها
Penulis :
As-Syeikh Muhammad bin Sholih Al- Munajjid.
2.Riya’ dalam
ibadah
Di antara syarat
diterimanya amal shaleh adalah bersih dari riya’ dan sesuai dengan sunnah.
Orang yang melakukan ibadah dengan maksud agar dilihat orang lain maka ia telah
terjerumus pada perbuatan syirik kecil, dan amalnya menjadi sia-sia belaka.
Misalnya shalat agar dilihat orang lain. Allah berfirman :
]إِنَّ
الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُواْ إِلَى
الصَّلاَةِ قَامُواْ كُسَالَى يُرَآؤُونَ النَّاسَ وَلاَ يَذْكُرُونَ اللّهَ
إِلاَّ قَلِيلاً[ (142) سورة النساء
“
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas
tipuan mereka. Dan apa bila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan
malas. Mereka bermaksud riya’ ( dengan shalat ) di hadapan allah. Dan tidaklah
mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”. ( An Nisaa : 142)
Demikian juga jika ia
melakukan suatu amalan dengan tujuan agar diberitakan dan didengar oleh orang
lain, ia termasuk syirik kecil. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memberi
peringatan kepada mereka dalam hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas ra :
" من سمّع سمعّ الله به ومن راءى راءى الله به "
“Barangsiapa
melakukan perbuatan sum’ah, niscaya Allah akan menyebarkan aibnya dan barang
siapa melakukan perbuatan riya’ niscaya Allah akan menyebarkan aibnya”. ( HR.
Muslim :4/2289)
Barangsiapa
melakukan suatu ibadah tetapi ia melakukannya karena mengharap pujian manusia
di samping ridha Allah maka amalannya
menjadi sia-sia belaka, seperti disebutkan dalam hadits qudsi :
" أنا أغنى الشركاء عن الشرك، من عمل عملا أشرك فيه معي غيري
تركته وشركه "
“
Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik, barangsiapa
melakukan suatu amal dengan dicampuri perbuatan syirik kepadaKu, niscaya Aku
tinggalkan dia dan( tidak aku terima ) amal syiriknya”. ( HR . Muslim. Hadits
no : 2985)
Barangsiapa
melakukan suatu amal shalih, tiba-tiba terdetik dalam hatinya perasaan riya’,
tetapi ia membenci perasaan tersebut berusaha melawan dan menyingkirkannya maka
amalannya tetap sah. Berbeda halnya jika ia hanya diam dengan timbulnya
perasaan riya’ tersebut, tidak berusaha menyingkirkan bahkan malah menikmatinya
maka menurut sebagian besar ulama, amal yang dilakukannya menjadi batal dan
sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar