محرمات استهان بها الناس يجب الحذر
منها
Penulis :
As-Syeikh Muhammad bin Sholih Al- Munajjid.
3. Thiyarah
Thiyarah adalah merasa bernasib sial atau meramal nasib buruk karena melihat
burung, binatang lainnya atau apa saja. Allah ta'ala berfirman :
] فإذا جاءتهم الحسنة قالوا لنا هذه, وإن
تصبهم سيئة يطيروا بموسى ومن معه [
“Kemudian apabila datang kepada mereka
kemakmuran, mereka berkata : Ini adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka
ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan
orang-orang yang besertanya”. ( Al A’raf : 131)
Dahulu diantara
tradisi orang Arab adalah jika salah seorang mereka hendak melakukan suatu
pekerjaan, bepergian misalnya maka mereka meramal peruntungannya dengan burung.
Salah seorang dari mereka memegang burung lalu melepaskannya. Jika burung itu
terbang kearah kanan maka ia optimis sehingga melangsungkan pekerjaannya,
sebaliknya, jika burung itu terbang ke arah kiri maka ia merasa bernasib sial
dan mengurungkan pekerjaan yang diinginkannya.
Oleh Nabi saw hukum
perbuatan tersebut diterangkan dalam sabdanya :
" الطيرة شرك "
“
Thiyarah adalah syirik”
Termasuk dalam
kepercayaan yang diharamkan, yang juga menghilangkan kesempurnaan tauhid adalah
merasa bernasib sial dengan bulan –bulan tertentu. Seperti tidak mau melakukan
pernikahan pada bulan shafar. Juga kepercayaan bahwa hari rabu yang jatuh pada
akhir setiap bulan membawa kerugian terus menerus. Termasuk juga merasa sial
dengan angka 13, nama-nama tertentu atau orang cacat. Misalnya, jika ia pergi
membuka tokonya lalu di jalan melihat orang buta sebelah matanya, serta merta
ia merasa bernasib sial sehingga
mengurungkan niat membuka toko. Juga berbagai kepercayaan yang semisalnya.
Semua hal di atas
hukumnya haram dan termasuk syirik. Rasulullah saw berlepas diri dari mereka.
Sebagaiman disebutkan dalam hadits riwayat Imran bin Hushain :
" ليس منا من تطير ولا تُطُيِّر له ولا تَكَهَّنَ ولا
تُكُهِّنَ له ( وأظنه قال) أو سحر أو سُحِرَ له "
“
Tidak termasuk golongan kami orang yang
melakukan atau meminta tathayyur, meramal atau meminta diramalkan ( dan saya
kira juga bersabda ) dan yang menyihir atau yang meminta disihirkan([1]) .
Orang yang
terjerumus melakukan hal-hal diatas hendaknya membayar kaffarat ( denda )
sebagaimana yang dituntunkan Nabi r :
" من ردته الطيرة من حاجة فقد أشرك قالوا : يا رسول الله,
ماكفارة ذلك ؟ قال : أن يقول أحدكم : اللهمَّ لاَ خَيْرَ إِلاَّ خَيْرُكَ وَلاَ
طَيْرَ إِلاَّ طَيْرُكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ"
“
barangsiapa yang (kepercayaan) thiyarahnya
mengurungkan hajat ( yang hendak dilakukannya) maka ia telah berlaku
syirik, mereka bertanya : Wahai
Rasulullah , apa kaffarat ( tebusan )
dari padanya? Beliau bersabda : Hendaklah salah seseorang dari mereka
mengatakan : “ ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikan dari Engkau, tiada
kesialan kecuali kesialan dari Engkau dan tidak ada sembahan yang hak selain Engkau([2]).
Merasa pesimis atau
bernasib sial termasuk salah satu tabiat jiwa manusia. Suatu saat, perasaan itu
menekan begitu kuat dan pada saat yang lain melemah. Penawarnya yang paling
ampuh adalah tawakkal kepada Allah.
Ibnu Masud t berkata :
" وما منا إلا ( أي إلا و يقع في نفسه شيء من ذلك) ولكن الله
يذهبه بالتوكل"
“
Dan tiada seorangpun di antara kita kecuali telah terjadi dalam jiwanya sesuatu
dari hal ini, hanya saja Allah menghilangkannya dengan tawakkal (kepadaNya) ([3]).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar